Pelayanan SABDA di STBI Semarang
Pada tanggal 10 — 11 Agustus 2016, tim SABDA mendapat undangan ke STBI Semarang untuk mengikuti acara yang diadakan oleh Sinode Baptis. Saya dan Mbak Indah, berangkat dari Solo sehari sebelumnya guna mempersiapkan booth SABDA yang akan dibuka selama acara berlangsung. Pukul 9 malam, kami tiba di STBI. Setelah mendapat kamar untuk menginap di STBI, kami langsung mempersiapkan booth SABDA untuk mendisplay produk-produk SABDA. Kami bersyukur mendapatkan tempat yang cukup strategis, yaitu di sebelah pintu keluar aula. Harapan kami, booth SABDA bisa melayani semua peserta yang hadir, yang membutuhkan bahan-bahan digital untuk memperlengkapi pelayanan mereka.
Acara ini diadakan dalam rangka Ulang Tahun ke-45 gabungan gereja-gereja Baptis Indonesia yang jatuh pada tanggal 10 Agustus. Pagi itu, para peserta, yang adalah hamba-hamba Tuhan gereja Baptis dari berbagai daerah, mulai berdatangan. Ada beberapa orang yang sebelumnya sudah menggunakan bahan-bahan dari SABDA dan menceritakan pengalamannya kepada kami. Selain SABDA, ada beberapa mitra pelayanan lain yang juga membuka booth, seperti IOTA Project, Gereja Baptis Kediri, dan beberapa organisasi pelayanan lain. Kami senang sekali bisa melayani hamba-hamba Tuhan dan mahasiswa teologi yang mampir di booth SABDA. Beberapa peserta merasa terberkati dengan bahan-bahan yang mereka terima, baik bahan berupa CD Alkitab audio, DVD bahan-bahan pelayanan, maupun aplikasi-aplikasi yang kami install ke HP mereka. Menariknya, karena saya dan Indah tidak bisa melayani semua pengunjung booth sekaligus, ada seorang mahasiswa dari STBI yang dengan sukarela menolong kami untuk melakukan instalasi aplikasi-aplikasi untuk belajar Alkitab ke HP teman-temannya. Puji Tuhan!
Keesokan harinya, acara ulang tahun Gabungan Gereja-gereja Baptis ini dilanjutkan dengan Seminar Misi Internasional. Hari itu, Ibu Yulia dan Liza datang dari Solo naik bis untuk bergabung dengan kami. Pada kesempatan itu, Ibu Yulia mendapat kesempatan untuk membawakan presentasi “Mission in the Digital Era“. Beliau menyampaikan dua tantangan bagi gereja, khususnya gereja-gereja Baptis. Pertama, mengapa gereja belum memanfaatkan teknologi bagi kemajuan misi? Terlebih di era digital saat ini, yang selain telah mengubah cara orang bekerja, berkomunikasi, cara melayani misi seharusnya juga berubah. Memang terasa bahwa alat-alat digital pada umumnya masih dipakai sebatas kebutuhan pribadi. Tantangan kedua, mengapa gereja belum mempersiapkan diri menyambut “generasi-Z” atau generasi “digital native”, yang adalah aset masa depan gereja. Sikap gereja terhadap teknologi digital memberikan dampak yang besar pada penerimaan generasi digital (generasi Z) di gereja. Pada tahun 2020, generasi Z akan memasuki usia produktif (20-25 tahun), apakah gereja akan memberi tempat kepada mereka untuk terlibat dalam kepemimpinan gereja? Beberapa peserta mengakui bahwa mereka memang kurang memikirkan pelayanan untuk generasi digital ini. Melalui presentasi “Misi di Era Digital”, peserta, yang sebagian besar adalah para pemimpin gereja, mendapatkan pandangan baru tentang keberadaan dunia digital sebagai ladang misi yang harus segera digarap. Jika gereja tidak memikirkan hal ini, tanpa disadari, hanya generasi “digital imigrant” saja yang akan duduk di bangku-bangku gereja. Akibat yang paling buruk adalah, gereja akan kehilangan satu generasi yang seharusnya menjadi tumpuan gereja masa depan.
Demikianlah rangkuman dari pengalaman selama dua hari di STBI Semarang. Saya bersyukur untuk setiap pengalaman serta relasi yang saya dapatkan dari acara tersebut. Kiranya apa yang dibagikan dapat menjadi berkat dan nama Tuhan dimuliakan. IT4GOD!
Cetak tulisan ini
Leave a comment